Bagi para filsuf definisi (pengertian) dosa adalah apa
saja perbuatan yang merugikan orang lain, dan ia bersifat sangat relatif
tentunya. Definisi ini menjadi kian popular di era modern. Padahal
memiliki kelemahan yang nyata yakni pada sifat terlalu relatifnya.
Karena seorang ayah misalnya, yang memaksa atau bahkan memukul anaknya
demi sebuah pembelajaran, dapat saja dinilai melakukan perbuatan dosa. Dari pengertian dosa yang rancu ini pula nilai HAM dibangun.
Tentu,
kompleksitas manusia, terutama pada aspek rohani dan kejiwaannya,
tidaklah dapat dipelajari dengan sekedar mengandalkan pisau analisis
ilmiah dan empirisme semata. Sehingga bidang kemanusiaan ini yang
disebut humaniora, telah nyaris disepakati oleh para pakar sebagai
bidang khusus yang berbeda dari science murni. Dimana tidak seperti
science yang bergerak secara linear menjadi semakin maju, bidang
humaniora nyaris berjalan ditempat. Kebenarannya terus berada diwilayah debateble yang serumpun dengan bidang seni misalnya.
Maka
tidak dapat tidak, dibidang humaniora inilah rangkaian wahyu yang
disebut agama (true religion) mutlak dibutuhkan manusia. Secara tepat,
Muhammad Saw berkata: "Tidaklah aku diutus melainkan untuk memperbaiki
akhlak manusia" (HR. Thabarani). Dan akhlak, itu adalah humaniora.
Disinilah, menjadi relevan bila kita meninjau definisi dosa dari perspektif Islami, karena Islam adalah true religion.
Secara sederhana, antara dosa besar dan kecil itu adalah kategorisasi dosa, macam-macam dosa, bukan definisinya. Sedang definisi dosa secara global adalah: "Kebaikan adalah berakhlak yang baik. Dan dosa adalah sesuatu yang terasa meragukan dalam hatimu, dan engkau benci jika orang lain mengetahui hal itu." (HR. Muslim)
Ya, dosa
adalah sesuatu yang terasa meragukan dalam hatimu, dan engkau benci
jika orang lain mengetahui hal itu! Sehingga bila anda penggemar film
porno misalnya, dan anda benci bila ada orang yang mengetahuinya, maka
jelas itu perbuatan dosa. Begitupun bila anda mencuri, berzinah, menipu,
mengintip, kolusi, korupsi hingga masturbasi, yang dapat menimbulkan
benci bila orang lain mengetahuinya, maka itu adalah perbuatan dosa
tentunya. Perbuatan yang dosa yang demikian, bukan hanya mengundang
murka Tuhan, tapi juga merugikan diri sendiri dan orang lain. Apa lagi dosa-dosa besar, tentu efeknya lebih signifikan lagi.
Pada
akhirnya, seberapa banyakkah perbuatan yang anda tutup-tutupi dari
publik: teman, rekan anak, istri, kekasih, orang tua, dsbnya? maka
sebanyak itulah dosa yang anda lakukan. Tentu, ini hanya tool global
saja, untuk lebih jauh memahami dosa, mengetahui klasifikasi dosa, macam-macam dosa, dosa-dosa besar, dll, tentunya kita dituntut untuk lebih memahami syariat Islam. Bertanya pada ulama.
y
BalasHapus