Jumat, 10 Mei 2013

Pengertian Dzikir

Pengertian Dzikir

KATA DZIKIR berasal dari bahasa Arab, adz-dzikr yang berarti mengingat, mengucap atau menyebut, dan berbuat baik. Jika kata dzikir dikaitkan dengan Islam, maka memiliki pengertian:
 
KATA DZIKIR berasal dari bahasa Arab, adz-dzikr yang berarti mengingat, mengucap atau menyebut, dan berbuat baik. Jika kata dzikir dikaitkan dengan Islam, maka memiliki pengertian:
  • Dzikir berarti mengingat dan menyebut asma Allah SWT. Misalnya dengan membaca: tahlil/tauhid, tasbih, istighfar, atau sholawat, dan juga berdoa kepada Allah SWT. Sebab dengan berdoa manusia menyadari bahwa alam semesta dan seluruh isinya ini milik Allah SWT. Karena itu untuk mewujudkan segala keinginan, dan cita-citanya, manusia butuh pertolongan-Nya.
  • Dzikir berarti berbuat baik (beramal saleh) dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT sesuai dengan yang telah diajarkan oleh Rosulullah saw. Beberapa di antaranya adalah: berbakti kepada orang-tua; berlaku jujur, objektif, dan adil; menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, sekalipun kita tidak mengenalnya dengan baik; serta mengajak kepada kebaikan, dan melarang terjadinya kemungkaran;
Dzikir merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam. "Wahai or¬ang-orang yang beriman, ingatlah kepada Allah dengan mengingat (nama- Nxja) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang." (QS. 33/Al-Ahzab: 41-42)

Dzikir, menurut para ulama, dapat dibedakan dalam tiga macam.
1. dzikir dengan lisan (dzikr bil al-lisan), yakni membaca atau mengucapkan kalimat-kalimat takbir, tasbih, tahlil dan lain sebagainya dengan bersuara.

2. dzikir dalam hati (dzikr bi al cjolb), yakni membaca atau mengucapkan kalimat-kalimat takbir, tasbih, tahlil dan lain sebagainya dengan membatin. Tanpa mengeluarkan suara. Sebagian ulama menafsirkan dzikir dalam hati ini, adalah bertafakkur (memikirkan/merenungi) berbagai ciptaan Allah SWT dan kenikmatannya dengan penuh keyakinan, dan perasaan tulus. Inilah dzikir yang dianjurkan oleh Rosulullah saw. Sebab itulah sebaik-baik dzikir kepada Allah SWT.

3. dzikir dengan panca indra atau anggota badan (dzikr bi al-jawarih),
yakni menundukkan seluruh anggota badan kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan segala perintah dan meninggalkan seluruh larangan-Nya.

Tentang dzikir panca indra ini, sebagian ulama tasawuf memiliki pengertian dan konsep yang berbeda. Yakni melalui tujuh penjuru panca indra.
a) dzikir kedua mata dengan menangis;
b) dzikir kedua telinga dengan mendengarkan hal-hal yang baik, dan menghindari mendengarkan pembicaraan yang tiada guna;
c) dzikir lidah dan mulut dengan mengucapkan puji-pujian kepada Allah SWT;
d) dzikir hati dengan penuh rasa takut dan harap kepada Allah SWT;
e) dzikir ruh dengan tawakkal (berserah diri) kepada Allah SWT dan rela atas segala keputusannya;
f) dzikir badan dengan memenuhi berbagai kewajiban; dan
g) dzikir kedua tangan dengan bersedekah.

Dzikir dengan panca indra ini disebut juga dzikir fi’il, yaitu mengingat Allah dengan perbuatan. Misalnya, melaksanakan ibadah (sholat, puasa, dan lain-lainnya), menuntut ilmu, menengok orang sakit, bekerja mencari rezeki yang halal, mencegah kemungkaran, menyuruh orang berbuat baik, dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Powered By Blogger